Pengertian Diksi
Diksi, dalam arti
aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis
atau pembicara.Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan
dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat
didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua
ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi memiliki beberapa
bagian: pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah
yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan
intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan
dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan
kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang
introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Diksi terdiri dari
delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja,
Infleksi, dan Uterans.
Macam-macam Diksi
1. Sinonim adalah suatu
kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang
sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan
kata.
Contoh:
bohong = dusta
bertemu = berjumpa
buruk = jelek
bunga = kembang
mati = wafat
aku = saya
melihat = melirik
2. Antonim adalah suatu kata yang artinya
berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh:
keras = lembek
naik = turun
kaya = miskin
atas = bawah
mahal = murah
lebar = sempit
rajin = malas
panjang = pendek
pintar = bodoh
3. Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai
makna lebih dari satu.
Contoh :
Budi masih punya
hubungan darah dengan keluarga Bu Susi. (darah = kesaudaraan)
Tubuhnya berlumuran
darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik. (darah = yang berada dalam tubuh)
Perhatikan kata darah
pada kalimat pertama berarti keluarga (makna konotasi), sedangkan darah pada
kalimat kedua berarti zat merah dalam tubuh kita (makna denotasi).
4. Homonim suatu kata yang memiliki makna yang
berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf,
namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Seperti: hak pada
hak asasi manusia, dan hak pada hak sepatu.
5. Akronim adalah kependekan yang berupa
gabungan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan
sebagai kata yang wajar. Misal: rudal untuk peluru kendali (KBBI Edisi Ketiga).
Perihal akronim dalam perspektif ilmu bahasa dan aplikasinya dalam teknologi
informasi telah dijelaskan oleh Zahariev.
6. Homograf adalah kata yang sama ejaannya dengan kata
lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya. Dalam bahasa Indonesia, contoh
homograf antara lain adalah "teras" yang dapat bermakna inti kayu
atau bagian rumah, dan "apel", yang dapat bermakna buah atau kumpul.
7. Homofon
adalah kata yang diucapkan sama dengan kata lain tetapi berbeda dari
segi maksud. Perkataan-perkataan yang homofon mungkin dieja dengan serupa atau
berbeda; "buku" (bahan bacaan) dan "buku" (bagian di antara
dua ruas); "massa" (dalam perkataan media massa) dan "masa"
(waktu). Perkataan-perkataan ini adalah serupa dari segi sebutan tetapi
mempunyai arti yang berbeda, atau merujuk kepada perkara yang tidak sama.
Homofon merupakan sejenis homonim, meskipun kadang-kala homonim digunakan untuk
merujuk hanya kepada homofon yang mempunyai ejaan yang sama tetapi arti yang
berlainan. Istilah ini juga digunakan untuk unit-unit yang lebih singkat
daripada perkataan, seperti huruf atau beberapa huruf yang disebut sama dengan
huruf lain atau kumpulan huruf yang lain. Homofon adalah istilah yang
berlawanan dengan homograf.
Makna Kata Diksi
Makna sebuah kata /
sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna
menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
Makna Leksikal
Makna yang sesuai dengan
referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg
sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya
adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam
kucing).
Makna Gramatikal
Untuk menyatakan
makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak
bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna
“sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.
Makna Referensial dan Nonreferensial
Makna referensial &
nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari
kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar
bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai
referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen.
Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi
(bermakna nonreferensial).
Makna Denotatif dan
Konotatif
Makna denotatif adalah
makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem.
Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil &
ukuran badannya normal. Makna konotatif
adalah: makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan
dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak
memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan
kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan
senang bila dikatakan ramping.
Makna Konseptual dan
Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah
makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi
apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki
empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem
/ kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada
diluar bahasa . Contoh: Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian.
Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.
Makna Kata dan Makna
Istilah
Makna kata, walaupun
secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan
dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah
digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang
ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang
berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan
pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya
digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di
atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti
orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
Makna Idiomatikal dan
Peribahasa
Yang dimaksud dengan
idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat)
maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun
makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata ketakutan, kesedihan,
keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata
rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.
Makna pribahasa
bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan
nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam
peribahasa.
Makna Kias dan Lugas
Makna kias adalah kata,
frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya.
Contoh: Putri malam
bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.
Agar dapat menghasilkan
cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi
syarat, seperti :
• Ketepatan dalam pemilihan kata dalam
menyampaikan suatu gagasan.
• Seorang pengarang harus mempunyai
kemampuan untuk membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
• Menguasai berbagai macam kosakata dan
mampu memanfaatkan kata-kata tersebut
menjadi sebuah kalimat yang jelas,
efektif dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan
kawanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa
hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
http://oliaoktaviani.blogspot.com/2012/10/diksi.html
http://bomy08.blogspot.com/2012/10/pengertiankriteriadan-macam-macam-diksi.html
No comments:
Post a Comment