Definisi, Perkembangan dan Trend Kedepan Telematika
Definisi Telematika
Telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang
menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. Pengertian
Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan
penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam
telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan
yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri
merupakan salah satu contoh telematika. Telematika menunjuk pada hakikat
cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan
konvergensi telekomunikasi, media, dan informatika.
Para praktisi menyatakan bahwa Telematics adalah singkatan
dari Telecommunication and Informatics sebagai wujud dari perpaduan konsep
Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai "the
new hybrid technology" yang lahir karena perkembangan teknologi digital.
Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika
menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.
Telematika, pada awalnya dikembangkan disisi internet. Ketika
komputer tersebar luas kebutuhan akan suatu cara mudah untuk menukar data
tumbuh berkembang. Ini adalah ketika teknologi telekomunikasi telah digunakan
untuk menghubungkan antar komputer dan kemudian telematika dilahirkan.
Telematika adalah jawaban dari keprihatinan yang terjadi pada tahun 1976 di
Prancis. Ketika itu perkembangan aplikasi koputer telah merubah organisasi
ekonomi dan sosial masyarakat.
Perkembangan Telematika
Perkembangan telematika di Indonesia di bagi menjadi 3 periode.
Ketiganya adalah periode rintisan, periode pengenalan dan periode
aplikasi.
1.
Periode Rintisan (akhir tahun 1970-an sampai dengan
akhir tahun 1980-an)
Aneksasi
Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977,
pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan
Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik
serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan
dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis.
Mulai
tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun
demikian, dengan perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas,
Indonesia tidak cukup mengindahkan perkembangan telematika.
Memasuki
tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun
demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi,
multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telepon, saluran televisi nasional,
stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di
Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas.
Kemampuan
ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat
dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984.
Setahun
sebelumnya di Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet
diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet (National
Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada
pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet.
Penggunaan
teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim
pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis
pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis)
tertua di Indonesia dibuat oleh Jhhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang
mengembangkan perangkat “pesan” berbasis unix, ethernet, pada tahun 1983,
persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika
Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah “unix”, “email”, “PC”, “modem”,
“BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode
rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar
menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an,
teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik
Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta
dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa. Pada pihak
akademisi dan praktisi praktisi IT (Information and Technology), merekam
penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang
akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas BBS,
seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET(BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta Computer Society
Jim Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai
penghilang stress dengan milis seperti “JUNK atau Batavia“. Di kalangan
akademis, pernah ada UNInet dan Cossy. UNINET merupakan sebuah jaringan
berbasis UUCP yang konon pernah menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas,
dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan pihak dari
Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development
Studies (IDS) (Syracuse,
1988), UKIndonesian (UK, 1989), INDOZNET (Australia, 1989), ISNET (1989), JANUS
(Indonesians@janus.berkeley.edu),
karena besarnya sehingga memiliki beberapa geographical relayers, serta
tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR.
Jaringan
internet tersebut, terhubungakan dengan radio. Media tahun 1980 diisi dengan
komunikasi internasional melalui kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas
dengan nama Amatir Radio Club (ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bermodalkan pesawat transceiver HF SSB Kenwood TS 430 dengan komputer Apple II,
sekitar belasan pemuda ITB menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia,
agar email dapat berjalan lancar.
2.
Periode Pengenalan (1990-an)
Periode
satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan
dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke
luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas
anak muda ketika itu. Setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian
disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis
yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet
masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari
sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi
sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah
IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu
INDOnet.
Dua
tahun keterbukaan informasi ini, salah satu dampaknya adalah mendorong
kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya
televisi swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV
(Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi
telematika, seperti komputer, internet, pager, handphone, teleconference,
siaran radio dan televisi internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan
pasca kerusuhan Mei 1998.
Masa
krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Disaat
keterbukaan yang diusung gerakan moral reformasi, stasiun televisi yang syarat
informasi seperti kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun
1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam
teknologi software terus
menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan
komunikasi (wartel), rental komputer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan
informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21,
menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).
Pemerintah
yang masih sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya
demokrasi pada Pemilu 1999, tidak menghasilkan suatu keputusan terkait
perkembangan telematika di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal
sulam kurikulum sebagai dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses
pembelajaran masih menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada
tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus
Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan mailinglist internet terbesar di
Indonesia.
3. Periode
Aplikasi (mulai tahun 2000-an)
Reformasi
yang banyak disalah artikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa
aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi komputer,
internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat dengan mudah diperoleh, bahkan
dipinggir jalan atau kios-kios kecil, tentunya, dengan harga murah.
Keterjangkauan
secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millennium
ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi
juga mualai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat
berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang
saling terhubung, dan industri telematika dalam negeri yang terus berkembang.
Awal
era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menanggapi perkembangan
telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya
formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No.
50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi
Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang
sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai berbagai bidang
usaha yang bergerak di sektor telematika, diatur oleh Direktorat Jendral
Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya,
teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh
hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang
canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun
televisi, dan teleconference melalui 3G. Teknologi komputer demikian, kini
hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan
jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada
café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Trend Telematika Kedepan
Seiring berkembangnya kemajuan teknologi yang semakin pesat,
mengharuskan masyarakat untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi yang telah
ada. Mengenai trend ke depan Telematika, itu merupakan kebebasan individu untuk
mengembangkan dan menjadikannya sebagai suatu trend di dalam masyarakat. Tentunya
dalam proses perkembangannya harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan
tidak melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sehingga tidak
merugikan pihak lain dan tidak menguntungkan diri sendiri. Sehingga trend ke
depan telematika dapat menjadi suatu trend yang dapat diterima dan dinikmati
oleh seluruh masyarakat, baik dari kalangan atas maupun dari kalangan bawah.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga
tidak akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala
terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memory dengan multi slot
serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan
dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung
dengan akses wireless dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai
terabyte juga. Hal ini berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan
teknologi. Interface pun sudah semakin bersahabat, seperti software Microsoft,
desktop UBuntu, GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka
yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi.
Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan oleh penggunannya. Pada akhirnya, era robotik akan segera
muncul. Segenap mesin dengan kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang
mandiri sudah banyak dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk
di tanah air. Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang
sehingga akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.
Ada
lima kelompok industry yang berperan besar dalam perkembangan trend telematika
ke depan, diantaranya:
1.
Infrastruktur Telekomunikasi (biasanya resiko bisnis paling besar)
2.
Infrastruktur Internet (biasanya resiko bisnis sedang & rendah)
3.
Hosting service (biasanya resiko bisnis rendah)
4.
Transaction type service (biasanya resiko bisnis rendah)
5.
Content / knowledge producer (biasanya resiko bisnis rendah)
Sumber
http://q2nsinfomasi08.blogspot.com/2012/01/telematika-dan-penerapan-telematika.html
http://rizkarunia.wordpress.com/2010/10/10/penerapan-teknologi-telematika/
http://mey-82.blogspot.com/2010/10/trend-telematika-kedepan.html